Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2008

Setiap tiga minggu, kami harus mempresentasikan perkembangan hasil kesperimen kami di depan seluruh sensei lab kami dan student lainnya. Event ini diberi nama “Progress Report”. Disinilah kadang-kadang menjadi “killing field” alias ladang pembantaian sensei terhadap mahasiswa. Kalau data jelek ditambah otak mampet gak bisa memberi penjelasan yang rasional, siap-siap aja menghadapi gempuran sensei yang memang gak demen liat otak mahasiswanya mampet kayak sarafnya kesumbat ingus. (more…)

Read Full Post »

Proline yang bikin rese..

Dari 20 asam amino penyusun rangkaian panjang peptide alias protein, mungkin proline adalah residu asam amino yang bikin “rese”. Kenapa bisa bikin repot ? Begini ceritanya, saat protein disentisis dari ribosome, umumnya protein masih berupa rantai linier kayak ular melata. Struktur liner ini ketika sangat tidak aman bagi kelangsungan hidup protein, sifatnya yang open acces alias terbuka disemua sisi-nya, menyebabkan dia gampang diserang enzim protease untuk dicacah atau didegradasikan. Alhasil, usia si protein hanya seumur jagung, mati tanpa bisa berfungsi. Untuk itu, biasanya begitu keluar dari ribosome, si protein langsung mengambil ilmu-nya satria baja hitam untuk berubah bentuk, dari linier berubah menjadi lipatan-lipatan tertentu sehingga tidak lagi “open akses”. Bayangkan saja kita buat pilinan liner memanjang dari tanah liat, lalu kita tekuk-tekuk atau lipat-lipat tanah liat itu. Begitulah proses pelipatan proten segera setelah keluar dari ribosome (istilah pelipatan ini kemudian dikenal dengan “folding”). Dalam bentuk lipatan ini, si protein bisa terlindungi dari serangan enzim-enzim perusak, model protease dan kawan-kawan. Terlebih lagi, hanya dalam bentuk seperti ini pula, protein bisa berfungsi (functional) sebagai mana mestinya. Nah, rese-ya si proline adalah dalam mempengaruhi proses melipat ini. mari kita lihat.. (more…)

Read Full Post »

Gusti Allah Tidak Ndeso…

Oleh : Emha Ainun Nadjib

<tulisan ini disitir dari sebuah mailist>

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. “Cak Nun,”
kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan
menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid
untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak
miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?”
Cak Nun menjawab lantang, “Ya nolong orang kecelakaan.”

“Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?” kejar si penanya.

“Ah, mosok Allah ndeso gitu,” jawab Cak Nun.
(more…)

Read Full Post »

Kun Fayakun…

Dalam Al-Qur’an setidaknya ada 6 ayat dalam 6 surat berbeda yang menyisipkan kalimat “kun fayakun” secara umum diterjemahkan dengan “Jadilah, (maka) jadilah ia !”. Berturut-turut ke-enam ayat tersebut dari depan adalah : QS 2 : 117; QS 6 : 73; QS : 16 : 40; QS 19:35; QS 36:82; dan QS 40:68. Meski dari keenam surat tersebut yang paling populer di masyarakat hanyalah “kun fayakun” dalam Surat Yasin ayat 82, tetapi semua sudah mafhum bahwa kata ini selalu menyertai firman Allah yang terkait dengan proses cipta menciptakan. Dan dalam konteks proses penciptaan itu pula, tafsiran “kun fayakun” ramai diperbincangkan. Apakah sama artinya dengan “sim salabim?” seperti halnya pesulap “menghadirkan” sesuatu ? Perdebatan tafsiran makin bergeser dan masuk ke dalam ranah ilmu pengetahuan karena sebagian pihak menggunakannya untuk membenturkan agama dan sains, misal : (lagi-lagi) ketidak sesuaian teori evolusi dan kun fayakun. Bagaimana kita sejatinya menempatkan tafsiran ini ? (more…)

Read Full Post »

Harun Yahya dan Teori Evolusi

Saya lupa tepatnya, yang saya ingat saat itu kami sedang ada di kelas Advanced Molecular Genetic. Sang professor dengan fasih mengungkapkan jejak-jejak evolusi di level molekuler, mulai dari histone hingga kromosom. Seorang mahasiswa dari Iran tiba-tiba mendebat sang professor dengan menyatakan ketidaksetujuaannya. Alasanya: saya orang Islam ! jelas saja si professor agak”keki” mendapatkan alasan yang dirasa dia kurang “ilmiah”, sehingga keluarlah “ocehan-ocehan” beliau yang agak membuat “pekak telinga” mahasiswa di kelas itu. Selidik punya selidik, setelah saya dekati si mahasiswa Iran tersebut, ketidaksetujuannya tersebut salah satunya dipicu oleh buku bantahan evolusi-nya “Harun Yahya”. Ah…ini dia,,menarik untuk dibahas… (more…)

Read Full Post »

Older Posts »