Sudah hampir seminggu sensei terbaring di rumah sakit. Yup, jumat lalu sensei tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit saat tengah malam karena penyumbatan pembuluh darah di sekitar jantungnya. Sungguh tidak terduga. Padahal sepanjang pagi dan siang saya masih liat sosok berambut putih itu masih mondar mandir di tempat eksperimen kami, dengan gaya khasnya, merenung seperti memikirkan sesuatu. Sebelumnya juga saya masih sempat memergoki dia yang tergesa-gesa menuju elevator gedung lab kami setelah sepertinya bergabung dalam serentetan rapat. Sorenya, ekor mata saya masih menagkap sosok-nya yang keluar dari ruangannya dengan mengenakan jaket jas dan menenteng laptop. Rapat lagi sepertinya. Hingga menjelang tengah malam saya lihat papan namanya masih putih, tanda dia masih ada dikampus, belum pulang. Masih rapat rupanya. Tapi ketika saya pulang, namanya berubah menjadi kuning, tanda dia sudah pulang ke rumah. Rasanya, hari itu berjalan normal seperti biasanya. Termasuk sensei.
Keanehan terjadi saat pagi hari saya datang. Biasanya saya liat sensei sudah nongkrong di lab sejak pukul 9 pagi, meskipun kami para student diberi kelonggaran maksimal keterlambatan hingga jam 10 pagi. Tapi, saat saya masuk lab pukul 10 pagi, namanya masih kuning, tanda dia belum datang. Ah, mungkin rapat keluar kota atau konfrensi, atau laporan project. Menjelang akhir tahun ajaran memang sepertinya sibuk sekali, mondar mandir kesana sini, rapat kesana kemari, hingga mungkin menyusun tumpukan report berbagai projectnya. Posisinya yang cukup penting di departemen kami membuatnya seperti harus terus berlari saat bekerja, kerja dari jam 9 pagi hingga tak jarang dini hari baru beliau pulang ke rumah. Belum lagi saat akhir pekan yang tetap diwarnai dengan kehadiran dia di lab meskipun hanya setengah hari.
Tapi dugaan saya salah rupanya. Saat asik mengecek email pagi itu, asisten professor datang ke ruangan saya mengabarkan berita tersebut. Sensei masuk rumah sakit ! setelah semalem mendadak kesakitan disekitar dadanya (jantung) yang diduga akibat penyumbatan pembuluh darah. Jujur, perasaan saya agak campur aduk. Biasanya saya seneng jika sensei tidak bisa masuk lab, yang berarti kami bebas di lab. Kerja tanpa suasana penuh “tekanan”, atau tidak takut jika tiba-tiba ada sosok dibelakang yang langsung mengoceh “bla bla bla” jika ada yang dia komplain. Tapi rasa senang itu langsung luntur mengingat sosoknya yang sudah berumur dan terkena penyumbatan pembuluh darah tersebut. Umurnya sepertinya tidak lagi bisa menopang intesitas pekerjaanya yang justru makin tinggi, ditambah lagi riwayat penyakit darah tinggi-nya. Sensei, berjuang lah !!!
Dan, seminggu sudah beliau di rumah sakit. Masa kritisnya sudah lewat setelah 2/3 pembuluh darahnya yang tersumbat sudah berhasil diatasi. Beliau tidak lagi di ICU saat ini, tapi sepertinya tetap akan ada serangkaian treatment pemulihan.Dan seminggu sudah lab kami sepi tanpa kehadirannya. Dan disitulah “suasana asing” itu mulai muncul. Asing ?? Ya, rasanya aneh lab ini tanpa teriakan dia saat memanggil mahasiswanya. Rasanya lengang saat sore hari saya tidak lagi melihat sosoknya yang keluar dari ruangan, memutar-mutar bench eksperimen kami sambil bergaya bak filsuf yang tengah merenung. Rasanya juga sepi saat lab meeting tanpa mendengar suaranya yang “parau” sambil sesekali teriak “jangan boros !” .
Dan besok, kali pertama saya mengalami progress report tanpa kehadiran beliau. Entah, apakah “caci maki”-nya dia akan tergantikan oleh Associate dan assitant professor yang tetap hadir besok ? Apakah “pandangannya” yang menusuk dan membuat buyar konsentrasi saat presentasi akan muncul dari sosok yang lain ? entah lah…yang pasti, jujur saya akui, sepertinya saya kehilangan kehadirannya, meski kadang kehadirannya bikin emosi saya meledak, hati saya miris karena disemprot, atau bahkan kehilangan kepercayaan diri. Apapun itu, saya tetap kehilangan tanpa kehadiran dia.
Ya Rabb, ringankanlah dia, seperti engkau meringankan Nabi Ayub saat didera penyakit sebagai ujian dari-Mu.. Adh-hibi al-ba’sa, Rabba an-nas, ishfi wa anta ash-shafi, la shifaa’ illa shifa’uka, shifa’an la yughadiru saqaman
Sensei, semoga cepat sembuh ! Odaiji ni !
Semoga sensei lekas sembuh ^_^
Semoga sembuh ya Yo, dan kamu jadi cepat lulus.. amin